Selasa, 03 Maret 2015

IP address dan subnetting



IP address adalah alamat sebuah perangkat bisa komputer, laptop, smartphone, perangkat jaringan. Berguna untuk mengalamatkan suatu  perangkat agar bisa berkomunikasi antar perangkat.
       
IP address sekarang ini ada 2 yaitu IPv4 dan IPv6.
1.     IPv4
IPv4 terdiri dari 32 bit yang terbagi menjadi 4 oktet(8bit).
IP address terdiri dari 5 kelas A, B, C, D dan E. untuk penggunaan hanya kelas A, B dan C. untuk kelas D dan E tidak digunakan karena hanya untuk  penggunaan tertentu saja. Berikut adalah tabel IPv4.
Kelas
Format
Range
Jumlah Host
A
Net.Host. Host. Host
1-126
16.777.214
B
Net.Net. Host. Host
128-191
65.534
C
Net. Net. Net.Host
192-224
255
               
Contoh Ipv4:
            10.2.5.1
            172.16.20.3        
192.168.1.2
               
2.    IPv6
IPv6 terdiri dari 128 bit yang terbagi menjadi 8 bagian dimana setiap bagian itu terdiri dari 16 bit. Sekarang ini IPv6 sudah mulai digunakan karena IPv4 sudah habis dan tidak efisien. Jumlah dari host IPv6 adalah sekitar 2 pangkat 128 atau 3,4 x 10 pangkat 38.
                Contoh IPv6:
                2001:0db8:0000:0000:0000:ff00:0042:8329

Subnetting
       Adalah proses memecah atau membagi jaringan untuk menjadi lebih kecil untuk menjadi lebih mudah, hemat bandwidth dan jaringan lebih sederhana tapi tetap terstruktur. Sebagai contoh misalkan ada beberapa ruangan yang memakai alamat IP 192.168.10.0 tapi tidak dilakukan subnetting, ketika ada yang mengirim data maka jaringan akan membroadcast sebanyak 255 host karena tidak dilakukan subnetting dahulu ini akan memperlambat dan menguras bandwidth. Tapi jika dilakukan subnetting terlebih dahulu, misalkan menjadi 4, maka jaringan hanya memeriksa Ip address tersebut ada dibagian mana tanpa harus mengirim broadcast kesemua host.
     Subnetting ada beberapa cara diantaranya decimal bertitik, CIDR dan VLCM. Pada tulisan ini akan dibahas subnetting dengan cara CIDR.

Subnetting dengan cara CIDR. 
Subnetting dengan cara ini menggunakan metode classless, dimana untuk menentukan kelas digunakan nilai netmasknya.
Untuk kelas C : /25 sampai /30
Untuk kelas B : /17 sampai  /30
Untuk kelas A: /9 sampai /30
      Dalam melakukan subnetting CIDR ada beberapa rumus untuk menghitungnya, yaitu:
1.       Jumlah subnet = 2X
2.       Jumlah host per subnet = 2Y-2
3.       Jumlah blok subnet = 256-nilai oktet terakhir
:: X = nilai 1 pada oktet terakhir
:: Y = nilai 0 sampai oktet terakhir


Contoh 1 Kelas C:
IP 192.168.10.2/26, subnet mask 255.255.255.192(11111111.11111111.11111111.11000000)
       Jumlah subnet = 2X = 22 = 4 subnet
       Jumlah host per subnet = 2Y -2 =26-2=62 host
       blok subnet = 256-192=64 subnet
            maka blok subnetnya=0,64,128,192
maka tabelnya:
Subnet
Range
Broadcast
192.168.10.0
192.168.10.1     -   192.168.10.62
192.168.10.63
192.168.10.64
192.168.10.65  -  192.168.10.126
192.168.10.127
192.168.10.128
192.168.10.129 - 192.168.10.190
192.168.10.191
192.168.10.192
192.168.10.193 - 192.168.10.254
192.168.10.255


Contoh 2 Kelas C:
IP 192.168.10.8/27, subnet mask 255.255.255.224(11111111.11111111.11111111.11100000)
       Jumlah subnet = 2X = 23 = 8 subnet
       Jumlah host per subnet = 2Y -2 =25-2= 30 host
       blok subnet = 256-224= 32 subnet
            maka blok subnetnya = 0,32,64,96,128,160, 192,224

Maka Tabelnya:
Subnet
Range
Broadcast
192.168.10.0z
192.168.10.1     - 192.168.10.30
192.168.10.31
192.168.10.32
192.168.10.33   - 192.168.10.62
192.168.10.63
192.168.10.64
192.168.10.65   - 192.168.10.94
192.168.10.95
192.168.10.96
192.168.10.97   - 192.168.10.126
192.168.10.127
192.168.10.128
192.168.10.129 - 192.168.10.158
192.168.10.159
192.168.10.160
192.168.10.161 - 192.168.10.190
192.168.10.191
192.168.10.192
192.168.10.193 - 192.168.10.222
192.168.10.223
192.168.10.224
192.168.10.225 - 192.168.10.254
192.168.10.255


Contoh 3 Kelas B:
IP 172.17.1.2/18, subnet mask 255.255.192.0 (11111111.11111111.11000000.00000000)
       Jumlah subnet = 2X = 22 =4 subnet
       Jumlah host per subnet = 2Y -2 =214-2= 16382 host
       blok subnet = 256 - 192=64 subnet
            maka blok subnetnya=0,64,128,192
Subnet
Range
Broadcast
172.17.0.0
172.17.0.1     -   172.17.63.254
172.17.63.255
172.17.64.0
172.17.64.1   -    172.17.127.254
172.17.127.255
172.17.128.0
172.17.128.1 -   172.17.191.254
172.17.191.255
172.17.192.0
172.17.192.1 -   172.17.255.254
172.17.255.255

Contoh 4 Kelas A:
IP 10.20.0.0/10, subnet mask 255.192.0.0 (11111111. 11000000.00000000.00000000)
       Jumlah subnet = 2X = 22 =4 subnet
       Jumlah host per subnet = 2Y -2 =222-2= 4194304 host
       blok subnet = 256 - 192=64 subnet
            maka blok subnetnya=0,64,128,192
Subnet
Range
Broadcast
10.0.0.0
10.0.01       -  10.63.255.254
10.63.255.255
10.64.0.0
10.64.0.1    - 10.127.255.254
10.127.255.255
10.128.0.0
10.128.0.1  - 10.191.255.254
10.191.255.255
10.192.0.0
10.192.0.1  - 10.255.255.254
10.255.255.255

Diatas adalah contoh-contoh dari subnetting dengan cara CIDR, karena CIDR ini classless maka untuk Kelas A hostnya bisa hanya 2 host(/30) berbeda dengan tabel pertama bahwa kelas A hostnay terdiri dari 3 oktet, tapi dengan classless maka kelas A host bisa dalam 1 oktet saja.tetapi tidak dengan Kelas B dan C, itu bisa dilihat dari nilai CIDR yang sudah disebutkan.
 Untuk lebih jago atau handal bisa berlatih terus menerus agar lancar dan cepat dalam melakukan subnetting. Sekian dan Terima Kasih.

0 komentar

Posts a comment

 
© 2015 Belajar Jaringan dan Linux
Designed by Blog Thiết Kế
Back to top